[JAKARTA] – Terlepas dari semua tidak menginginkan terjadinya People Power dalam sebuah system kekuasaan, tetapi ketika suara rakyat itu semakin tidak di dengar, hal itu bisa saja terjadi. Itu sebabnya system politik kita harus bermuara pada rakyat sebagai pemilik kedaulatan bukan sebaliknya dikendalikan oleh partai yang hanya sebagai alat dalam pesta demokrasi untuk menentukan kepemimpinan.
Sebuah wadah yang menamakan diri Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia mencermati kondisi ekonomi dan politik Indonesia hari ini benar-benar mendapat tekanan politik dari dunia internasional yang begitu luar biasa. Ini juga belum lagi dengan menumpuknya problem keseharian bangsa yang sering dipertontonkan ke public. Sebab itu, saatnya rakyat harus bersatu menentukan arah politik bangsa Indonesia kedepan yang lebih baik.
Gambaran besar itu dapat dilihat ketika para aktivis dan kelompok Intelektual yang tergabung dalam Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia melakukan sebuah diskusi kritis di Jakarta pada rabu (27/04) dengan membahas posisi Indonesia dalam percaturan politik global.
Beberapa tokoh terkenal, seperti Rocky Gerung, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Ferry Juliantono, Faisal Basri, Bursah Zarnubi, Roy Suryo, Usmad Hamid, Zaim Saidi, Herdi Sahrasad, Antonhy Budiawan, Ariady Ahmad, Yusuf Blegur, Chandra Tirtawijaya, Dian Islamiaty, Teguh Santosa dan Andrianto. Tokoh-tokoh intelektual ini memiliki argumentasi yang kritis terkait kondisi bangsa Indonesia ditengah percaturan politik Global.
Mereka memperkirakan situasi perang dingin saat ini akan menyulitkan Indonesia karena situasi ini bersamaan juga dengan perekonomian yang lesu, rakyat yang terus kesulitan membeli kebutuhan pokok, kepemimpinan nasional yang lemah serta berbagai perpecahan dikalangan masyarakat Indonesia yang cenderung terjadi setiap saat.
Menurut kelompok intelektual ini, tekanan global bukan hanya sekedar keinginan super power untuk membuat pilihan sulit bagi Indonesia, menentukan pemihakan, tapi juga perekonomian negara-negara maju akan lebih mengutamakan kebutuhan mereka untuk pertahanan diri daripada memberikan bantuan bagi negara lain, seperti untuk Indonesia. Sehingga tidak ada pilihan yang lebih baik selain melakukan Gerakan politik yang besar untuk menciptakan ilkim demokrasi yang menghasilkan pemimpin yang benar-benar berani melakukan terobosan dan perubahan bagi rakyat Indonesia.
Beberapa point yang menjadi spirit untuk terus disuarakan yakni, pertama, Indonesia harus segera menemukan jalan konsolidasi kekuatan melalui pengorganisasian massa rakyat yang lebih luas untuk menyongsong kepemimpinan nasional yang solid dan kuat ke depan dan point kedua Mengutuk kekerasan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sebagaimana Indonesia mengutuk invasi Israel terhadap Palestina.
(fren)
Komentar