MANOKWARI – bentengpapua.com. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, atau disingkat GMNI, lahir dari hasil proses peleburan tiga organisasi mahasiswa yang berasaskan Marhaenisme Ajaran Bung Karno.
Kita semua pasti tahu awal mulanya terjadinya perpecahan GMNI sejak Kongres (GmnI) ke-21 yang dilaksanakan di kota Ambon dan dibuka secara resmi pada 28 November telah usai. Namun dalam prosesnya terjadi dinamika yang melahirkan dua kepemipinan Nasional di tubuh GMNI.
Saat dikonfirmasih kepada media ini melalui pesan WhatsApp, Selasa 28/06/2022. Ketua DPC GMNI Manokwari Erikson Iba sesalkan apa yang menjadi penyebab perpecahan terhadap GMNI, sebenarnya siapa dibalik semua ini dan tujuan dari perpecahan ini siapa yang mau di banggakan dari malah perpecahan ini, siapa yang kita banggakan terhadap GMNI dan untuk apa dan siapa kepentingan di balik semua ini”
“GMNI adalah Organisasi Kader dan organisasi perjuangan yang berlandaskan pada pemikiran dan ajaran Sukarno. Kita semua tahu bahwa Sukarno adalah sosok yang menggandrungi persatuan, lantas bagaimana kita dapat menyebut diri kita ini para ‘kawah candradimuka-nya’ kaum Nasionalis-Soekarnois, tetapi kita kontra terhadap persatuan sebagaimana yang selalu digaungkan oleh Bung Karno sendiri”.
Erikson, berharap agar kedua pengurus DPP GMNI antara kubu Imanuel Cahyadi Sujari Somar dan kubu Arjuna P. Aldino. M. Ageng Dendy Setiawan, karena kalau tidak ada persatuan bagaimana dengan nasip kader-kader GMNI yang berada di setiap daerah di seluruh Indonesia.
(GMNI) dikenal sebagai organisasi gerakan berwatak nasionalis dan berazaskan marhaenisme, Gmni juga di kenal sebagai Organisasi kader dan organisasi perjuangan
namun semua ini hanya tercantum dalam kertas implementasi sama sekali tidak ada
yang ada hanyalah membangun sekat antar kedua Kubu DPP hingga himbas sampai ke DPD DPC di Setiap daerah.
Komentar